Ada yang spesial di bulan Juni ini. Bukan cuma karena cuacanya yang makin bersahabat, tapi karena Surabaya — kota yang kita cintai bersama — sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-732! Gimana rasanya jadi bagian dari kota yang udah “setua” ini? Bangga? Pasti. Haru? Boleh. Tapi yang paling penting: bersyukur.
Tujuh ratus tiga puluh dua tahun, teman-teman. Itu artinya Surabaya bukan cuma kota besar, tapi kota dengan sejarah panjang yang luar biasa. Dari pelabuhan tua di zaman Majapahit, hingga jadi medan pertempuran paling heroik di tahun 1945. Dari kampung-kampung pinggiran, hingga kini menjelma jadi kota metropolitan penuh semangat dan energi.
Dan hari ini, kita rayakan itu semua. Bukan hanya sebagai seremoni tahunan, tapi sebagai momen refleksi: sejauh mana kita mengenal, mencintai, dan berkontribusi untuk kota ini?
Kota yang Selalu Tangguh
Surabaya itu unik. Kota ini punya dua wajah yang sama-sama kuat. Di satu sisi, dia modern — gedung-gedung tinggi menjulang, jalan-jalan makin rapi, taman kota tumbuh di mana-mana. Tapi di sisi lain, Surabaya tetap membumi: pasar tradisional masih hidup, warung kopi pinggir jalan tetap ramai, dan semangat gotong royong warganya tetap terasa.
Dari dulu, Surabaya dikenal sebagai kota yang “nggak neko-neko”. Warganya keras, tegas, dan apa adanya — tapi justru itulah kekuatannya. Nggak heran kalau kota ini jadi simbol perlawanan, simbol keberanian, simbol bahwa rakyat biasa bisa jadi luar biasa kalau bersatu.
Dari Kota Pahlawan ke Kota Harapan
Menyebut Surabaya tanpa menyebut “Kota Pahlawan” rasanya kurang lengkap. Tapi hari ini, Surabaya bukan cuma kota pahlawan masa lalu — tapi juga kota harapan masa depan. Pendidikan makin maju, UMKM makin kreatif, ruang publik makin ramah. Anak-anak muda punya ruang untuk tumbuh, orang tua merasa nyaman tinggal, dan semua punya peluang untuk berkembang.
Kita lihat saja Tunjungan yang makin hidup, kampung-kampung tematik yang Instagramable, sampai aplikasi layanan publik yang memudahkan segalanya. Surabaya memang terus berubah, tapi tanpa melupakan akar sejarahnya.
Ulang Tahun yang Penuh Makna
Ulang tahun Surabaya bukan soal parade atau pesta rakyat saja (meskipun itu juga seru, ya!). Tapi lebih dari itu, ini tentang menjaga semangat juang Arek-Arek Suroboyo yang legendaris. Tentang mewarisi semangat kerja keras, keberanian, dan solidaritas.
Kalau dulu perjuangan melawan penjajah dilakukan dengan bambu runcing, hari ini perjuangan kita adalah menjaga kota tetap bersih, toleran, dan inklusif. Kita berjuang lewat pendidikan, inovasi, dan kepedulian sosial.
Harapan untuk Surabaya
Sebagai penulis, saya percaya bahwa kota bukan cuma bangunan dan jalanan. Kota adalah kumpulan cerita, wajah-wajah, dan harapan. Maka di ulang tahun ke-732 ini, kami ingin menitipkan beberapa harapan kecil untuk Surabaya tercinta:
- Semoga tetap jadi kota yang ramah untuk semua usia dan latar belakang.
- Semoga makin hijau dan bersih, karena masa depan butuh lingkungan yang sehat.
- Semoga ekonomi kreatif dan UMKM terus tumbuh, karena di sanalah denyut ekonomi rakyat.
Dan tentu, semoga Surabaya tetap jadi kota yang bikin warganya bangga — bukan cuma karena masa lalunya, tapi juga karena masa depannya.
Terima Kasih, Surabaya
Terima kasih untuk segala kenangan, pelajaran, dan pengalaman. Terima kasih sudah jadi rumah bagi jutaan orang dengan beragam cerita. Terima kasih sudah bertahan, berkembang, dan terus menginspirasi.
Selamat ulang tahun ke-732, Kota Surabaya! Panjang umur semangatmu, tak pernah padam nyalanya. Mari kita jaga dan cintai kota ini — bukan hanya di hari jadinya, tapi setiap hari.